Sunday, May 29, 2016

Jasad Andry Bertahan Seminggu di Perut Monster, Warga Buru dan Belah Perut 7 Buaya

KARSINI (36 tahun) terus menangis. Ia begitu terpukul karena jasad putera tercintanya, Andry Lukman (5 tahun), tak kunjung ditemukan.
Sang ayah, Sutrisno (38 tahun), pun demikian. Mereka sempat tak makan dua hari karena merasakan duka mendalam.
1a320c.jpgPencarian jasad Andry, korban serangan buaya di Desa Karangan Seberang, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, yang terjadi hari Jumat (20/3/2015) lalu, akhirnya tuntas Kamis (26/3/2015) dinihari.
Warga yang sejak beberapa hari memburu buaya pemangsa menemukan jasad Andry ada pada perut buaya ketujuh, yang panjangnya sekitar 3 meter dan lebarnya sekitar 80 centimeter.
Adapun enam buaya yang sebelumnya dibelah, nihil temuan.
2fd111.jpg
(TRIBUN KALTIM/MARGARET SARITA) – Warga menyaksikan beberapa orang pawang menguliti buaya yang berhasil mereka tangkap di kawasan Bengalon, Kutai Timur.
Suryatmojo, paman korban, saat dihubungi Tribun, Kamis (26/3/2015) pagi, mengatakan dirinya dan keluarga sedang melaksanakan prosesi pemakaman jasad Andyi. Keluarga sudah mulai tenang saat jenazah Andry dimasukkan ke liang kubur, diiringi do’a mendalam.
Sejak awal keluarga dan masyarakat sekitar terus memburu buaya untuk menemukan keberadaan jasad Andry. “Tujuannya agar jenazah bisa dimakamkan secara layak,” katanya.
3de3aa.jpg
Buaya berukuran 4 meter berhasil ditangkap warga Perumahan Sumber Indah, Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara, Kamis (17/12). Buaya tersebut terlihat mengapung di drainase perumahan dan langsung ditangkap menggunakan excavator.(hand-over)
Dua hari pertama, Jumat dan Sabtu (20-21/3/2015), warga melakukan upaya swadaya.
Mulai dari menyisir sungai menggunakan ketinting untuk menemukan jasad korban, hingga berupaya memancing dan menjerat buaya. Namun upaya tersebut nihil.
Di sela usaha itu, warga mendengar ada tiga orang warga Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, yang bersedia membantu memburu buaya.
Sabtu siang, warga berangkat menjemput ketiganya (yang saat itu berada di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau) via jalur darat, sekitar 8 jam perjalanan dari Jalan Ki Hajar Dewantara RT 2, Desa Karangan Seberang, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, yang merupakan tempat kejadian, rumah kakek korban.
Setibanya di Karangan, ketiganya melakukan prosesi pemetaan medan pada Minggu (22/3/2015) malam, sembari memberi jeda pencarian satu malam. Keesokan malamnya, ketiganya langsung memburu buaya.
Ketiganya mencari buaya berukuran panjang sekitar 3 meter dan lebar kurang dari 1 meter, sesuai keterangan kakak korban, Wulan (siswi kelas 2 SD), yang melihat langsung peristiwa serangan buaya tersebut.
Untuk kilas balik, serangan buaya terjadi Jumat (20/3/2015) siang, menjelang shalat Jumat. Saat itu korban bersama kakaknya bermain di halaman belakang rumah kakeknya, Karsiman.
Rumah itu berjarak sekitar 20 meter dari Sungai Karangan yang “terkenal” sebagai habitat buaya.
Saat itu air sungai sedang naik. Andry bergerak ke arah tepi sungai, berjarak sekitar 2 meter dari sungai, untuk melihat kolam ikan.
Tanpa diduga, seekor buaya yang masuk dari jalur pembuangan air sudah berada di daratan.
Seketika buaya itu menyerang Andry. Bocah itu terjatuh, dan dengan cepat monster sungai itu menyambarnya dan langsung menariknya ke sungai.
Sejak kejadian itu, jasad Andry tak ditemukan, hingga berujung enam hari pencarian.
Saat melakukan penyisiran, ketiga pemburu buaya asal Bulungan melakukan aksinya pada malam hari. Ketiganya menggunakan tombak.
Satu per satu buaya yang diperkirakan memangsa Andry ditombak, diangkat ke daratan, lalu dibelah perutnya. Namun pencarian belum membuahkan hasil.
“Tadi subuh ditemukan buaya ketujuh. Saat dibelah, ditemukan potongan tubuh Andry. Yang tersisa hanya sebelah kaki, telinga, dan tulang rusuk yang patah. Selainnya sudah hancur karena sudah enam hari,” kata Suryatmojo.
Setelah membungkus jasad yang tak lagi utuh itu, keluarga langsung memakamkannya.
Prosesi pemakaman berlangsung dalam kedukaan mendalam. Namun pihak keluarga juga masih bersyukur karena jasad korban masih bisa ditemukan dan dimakamkan.
Adapun bangkai tujuh ekor buaya yang diburu langsung dikuburkan. Adapun kulitnya dibawa oleh ketiga pemburu asal Bulungan. “Mereka tidak mau dibayar,” kata


No comments:

Post a Comment