Tuesday, July 12, 2016

Kebakaran di Gedung Aksara Plaza Semakin Menghebat

Kebakaran di Gedung Aksara Plaza Semakin Menghebat
Petugas pemadam kebakaran saat memadamkan api 
MEDAN - Kebakaran gedung Aksara Plaza yang terjadi sejak siang, hingga kini masih belum padam. Api bahkan semakin membesar dan menjalar keluar gedung.

Puluhan aparat kepolisian dari Polda Sumatera Utara dan Polresta Medan disiagakan di lokasi kebakaran untuk mengantisipasi adanya tindak penjarahan.

Kebakaran di gedung Aksara Plaza, di Jalan Arif Rahman Hakim Medan ini terus membesar diduga karena banyaknya cairan kimia, gas, dan barang-barang yang mudah terbakar.

Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi, tampak puluhan unit mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Medan secara bergantian memdamkan api yang berkobar di lantai 2 dan 3 gedung plaza.

Petugas pemadam kebakaran hanya bisa menyiram api dari sisi luar gedung, karena tidak memungkinkan untuk masuk ke dalam gedung. Pemadaman api mengalami kendala akibat matinya sejumlah hidran di lokasi plaza.

Akibat matinya hidran, petugas pemadam kebakaran harus keluar masuk halaman plaza mengisi air. Hingga kini, petugas kepolisian masih belum menerima laporan adanya korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini.

Belajar Merampok dari Youtube, Minarto dan Desi Dibekuk

Belajar Merampok dari Youtube Minarto dan Desi Dibekuk
Ilustrasi perampokan pecah kaca 
TANJUNG PINANG - Sepasang suami istri Minarto Nandarisman (25) dan Desi Lianti (19) nekat melakukan aksi perampokan pecah kaca mobil. Keduanya kemudian diciduk anggota Opsnal Polsek kota Tanjungpinang dan Polsek Bukit Bestari.

Wakil Kepala (Waka) Polres Tanjungpinang Kompol Agus Joko mengatakan, kedua pelaku melakukan aksinya sebanyak dua kali.

"Adapun tempat kejadian perkara (TKP) pertama di Jalan Tabib, depan Masjid Al-Hikmah Tanjungpinang. Mereka melakukan aksinya pada malam hari sekitar pukul 20.00 Wib," katanya, Rabu (30/6/2016).

Sasaran aksinya saat itu adalah mobil milik Dinas Bea Cukai Tanjungpinang. Mereka melakukan aksinya dengan cara memecah kaca mobil milik korbannya dengan menggunakan keramik busi.

"Di mobil pertama pelaku menggasak satu unit handphone Blackberry ‎Bold 9700, satu unit Hardisk Merk Toshiba IT warna hitam, dan satu buah flasdisk yang ditemukan setelah penggeledahan dari rumahnya," terang Joko.

Sedangka TKP kedua, di Jalan Pemuda Tanjung Ayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang. Keduanya beraksi saat korban memarkirkan mobilnya di parkiran mobil depan asrama haji yang sedang melaksanakan salat Ashar.

"Di mobil kedua, pelaku menggasak satu unit laptop merk Sony Vaio warna hitam, bermacam model kalung emas, satu buah cicin emas, dua buah anting-anting, satu buah batu cicin, uang tunai Rp5.750.000, Hp Nokia C2 warna hitam, dan satu buah hardisk eksternal warna merah," ungkap Joko.

Kedua pelaku melakukan aksinya dengan menggunakan motor Yamaha Xeon BP 3825 TU, dan mempelajari aksi pencurian dengan cara pecah kaca mobil dengan busi dari menonton Youtube di internet.

"Hasil kejahatan itu mereka gunakan untuk berfoya-foya. Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dan diancam dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman paling lama tujuh tahun penjara," tutup Joko.

Derita Gizi Buruk dan Gangguan Jantung, Bayi Neysa Azizah Butuh Bantuan

Derita Gizi Buruk dan Gangguan Jantung Bayi Neysa Azizah Butuh Bantuan
Neysa Azizah dan orang tua

  PRINGSEWU - Seorang bayi berusia delapan bulan, Neysa Azizah menderita gizi buruk, gangguan pendengaran dan jantung. Dia sangat butuh bantuan.

Neysa Azizah adalah putri pertama pasangan Fahrudin (34) dan Desi Setiyawati (36), warga Dusun Pringombo 3, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Neysa dirawat oleh kedua orangtuanya dan neneknya, Kaswati. Kedua orangtunya tunarungu dan tunawicara. Di usia delapan bulan ini, berat badan Neysa Azizah hanya 5,4 kg.

Menurut Kaswati, awalnya tidak ada permasalahan saat Neysa lahir. Persalinan dilakukan di RSU Pringsewu pada 13 Oktober  2015. Neysa lahir dengan berat 2 kg.

Namun, saat pemeriksaan kesehatan dilakukan di RS Mitra Husada, dokter mengatakan mengatakan jantung Neysa Azizah belum terbentuk sempurna.

Pemeriksaan pun dilakukan. Setiap berobat, kedua orangtunya harus merogoh Rp600 ribu. Tak sanggup terus berobat di rumah sakit, kini kedua orangtua Neysa hanya membawa anaknya ke bidan setempat, tidak jauh dari rumah.

Orangtua maupun sang nenek sangat berharap ada dermawan yang mau membantu biaya pengobatan Neysa Azizah.

BMKG Deteksi 68 Titik Panas di Pulau Sumatera

BMKG Deteksi 68 Titik Panas di Pulau Sumatera
Ilustrasi. 
            PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi hari ini ada 68 titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera. Dari jumlah itu, titik panas terbanyak ada di Provinsi Riau.

Di Provinsi Riau, kebakaran yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan ada 28 titik. Kebakaran terparah ada di Kabupaten Rohil.

"Untuk Rohil terdeteksi 20 titik panas, sisanya terdeteksi di Kota Dumai, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis," ucap staf analisis BMKG Pekanbaru Selamet Riyadi, Selasa (12/7/2016).

Selain Provinsi Riau yang merupakan daerah 'langganan' kebakaran hutan dan lahan, kebakaran juga terdeteksi di beberapa provinsi lainnya di Sumatera.

Di Aceh terdeteksi lima titik panas. Kemudian Sumatera Utara ada sepuluh titik panas, Sumatera Barat terdeteksi dua titik.

Selain itu hotspot juga terdeteksi di Provinsi Jambi dengan lima titik, Sumatera Selatan ada sembilan titik. Sedangkan Provinsi Bengkulu dan Lampung masing-masing dua titik.

"Untuk Pulau Sumatera terdeteksi ada 68 titik panas. Kita imbau semua pihak waspada karena kita sudah mulai memasuki musim kemarau," ucapnya.

Pemudik Lebaran Manjadi Korban Tabrak Lari, Mayatnya Tergeletak di Jalan

Pemudik Lebaran Manjadi Korban Tabrak Lari Mayatnya Tergeletak di Jalan
Mayat pemudik Lebaran ditemukan tergeletak di jalan (foto:Nanang/iNews)

MERANGIN - Sesosok mayat berjenis kelamin lelaki ditemukan warga Pamenang tergeletak di pinggir jalan lintas Sumatera, tepatnya Desa Jelatang, Kecamatan Pamenang, kabupaten Merangin, Jambi.

Pada tubuhnya ditemukan luka lebam dan luka menganga di bagian kepala. Mayat tersebut, diketahui bernama Wendi (32), warga Desa Mentawak Ulu, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. 

Menurut informasi yang dihimpun, mayat itu diduga korban tabrak lari. Hal ini dilihat dari motor milik korban yang ditemukan tidak jauh dari mayat ditemukan, serta tidak ada harta benda korban yang hilang.

"Kami sedang lewat pagi tadi, di pinggir jalan nampak orang tergeletak. Saya kira masih hidup, setelah didekati ternyata sudah meninggal," kata Parno (56), warga setempat yang menjadi saksi mata, Selasa (12/7/2016).

Dtambahkannya, usai mengecek kondisi korban, dirinya melaporkan peristiwa ini ke warga sekitar dan pihak polisi dari Sektor Pamenang. Kemudian, pihak aparat bersama warga mengevakuasinya.

"Dilihat kondisinya, korban ini kuat dugaan tabrak lari pengguna jalan yang ugal-ugalan. Sebab, wajah dan kepala korban penuh luka," cerita Parno.

Sementara itu, Kapolres Merangin AKBP Munggaran Kartayuga mengatakan, setelah olah TKP, mayat tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Bangko untuk divisum.

"Dari hasil visum dugaan sementara korban ini tabrak lari, di tubuh dan kepala korban banyak terdapat luka. Kemudian, ditambah lagi bukti bahwa motor Supra X milik korban ditemukan tak jauh dari korban," tuntasnya.

Penjelasan RSHS soal Penyebab Arya Alami Obesitas hingga 190 Kilogram

Penjelasan RSHS soal Penyebab Arya Alami Obesitas hingga 190 Kilogram
Pihak RSHS didampingi Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana memberikan keterangan terkait obesitas yang dialami Arya Permana (10). 

BANDUNG - Arya Permana (10) mengidap obesitas hingga berat badannya mencapai 190 kilogram. Obesitas yang dialami Arya pun terbilang istimewa karena tingkat obesitasnya berbeda dari obesitas biasa.

Arya kini dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung. Selain mendapat penanganan agar berat badannya berkurang, RSHS juga ingin melakukan penelitian untuk memastikan penyebab Arya mengalami obesitas.

Sebab, hingga kini belum diketahui pasti penyebab Arya bisa bertubuh jauh di atas anak normal seusianya. Hal itu membuat pihak RSHS tertarik untuk melakukan penelitian terhadap anak kedua pasangan Ade Somantri dan Rokayah tersebut.

"Ini kasus yang sangat menarik untuk diperhatikan, kemudian juga merupakan suatu kasus yang akan memberikan pelajaran berharga bagi kami di RSHS untuk mengobati obesitas atau kegemukan pada anak," kata Dirut RSHS Ayi Djembarsari di RSHS, Senin (11/7/2016).

Penyakit yang dialami Arya lebih disebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan energi melalui makanan dan minuman ke dalam tubuh. Tapi, energi itu tidak dipakai sebagaimana mestinya sehingga mengakibatkan Arya mengalami obesitas.

"Tentu ada alasan kenapa tidak seimbang. Di dalam tubuh ada sistem lapar, kenyang, dan lain-lain, dan itu sedang kita teliti apakah ada gangguan genetik atau perilaku," ungkap Julistyo, ketua tim dokter RSHS untuk penanganan Arya.

Sepekan lalu, ia mengaku sudah memiliki gambaran soal kondisi Arya. Sebab, Arya sempat dirawat di RSHS selama sepekan. "Sejak minggu lalu kita sudah melakukan beberapa pengkajian," ucapnya.

Julistyo mengatakan perkembangan bobot tubuh Arya mengalami penambahan drastis. Tahun lalu, beratnya hanya 100 kilogram dan itu sudah masuk kategori obesitas. Tapi dalam waktu setahun bobotnya bertambah hampir dua kali lipat.

Salah satu penyebab bertambahnya berat badan Arya adalah karena asupan makanan yang mencapai 6.800 kalori per hari. Padahal, anak seusia arya hanya butuh sekitar 2.300 kalori per hari.

"Kelebihan 3.500 kalori itu bisa menaikkan berat badannya hingga seperti sekarang. Makanya tidak heran dalam waktu setahun bisa dua kali lipat karena memang masukannya (makanan ke dalam tubuh Arya) berlebih," jelasnya.

Dalam tiga bulan terakhir, Arya sebenarnya mulai menurunkan konsumsi makanannya sehingga hanya memakan sekitar 3.800 kalori per hari. Tapi, jumlah itu dinilai masih terlalu banyak karena kebutuhan idealnya hanya 2.300 kalori per hari.

Hal itu yang akan dipikirkan tim dokter. Selain mencari penyebab pasti obesitas, tim dokter juga akan berupaya menurunkan berat badan Arya dengan berbagai proses, termasuk olahraga.

Bagi RSHS, pasien obesitas merupakan hal biasa. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir jumlah orang yang mengidap obesitas semakin bertambah. Tapi, kasus obesitas Arya adalah hal unik. Sebab sebelumnya RSHS belum pernah merawat pasien dengan tingkat obesitas separah Arya.

Avanza Tabrak Truk Tangki, Tiga Pemudik asal Jakarta Tewas

Avanza Tabrak Truk Tangki Tiga Pemudik asal Jakarta Tewas
Evakuasi korban tabrakan (foto:Istimewa/andri_jvblogspot.com)

SLAWI - Tiga orang pemudik tewas dan dua lainnya luka berat setelah mobil Avanza yang ditumpangi bertabrakan dengan sebuah mobil tangki pengangkut minyak goreng, di Jalan Raya Purwokerto-Tegal, Kesambi, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.

‎Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 12.00 Wib tersebut bermula saat mobil Avanza B 1744 FVJ melaju dari arah Purwokerto.

Tiba di lokasi kejadian, tepatnya di sebelah selatan jembatan BRD yang menikung, pengemudi Avanza Agus Solikim (51), warga Perumahan Bumi Lestari, Tambun Selatan, Jakarta Selatan, berniat mendahului sebuah mobil di depannya.

Namun di saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul truk tangki pengangkut minyak goreng G 1864 CE yang dikemudikan Falali, warga Kabupaten Tegal. Lantaran jarak yang sudah dekat, tabrakan keras tak terhindarkan.

Salah seorang warga setempat, Urip (30) mengatakan, mobil Avanza melaju cukup kencang karena berniat mendahului kendaraan di depannya. "Pengemudi mobil Avanza sempat banting stir ke kiri, tapi tetap menabrak truk tangki," katanya, Selasa (12/7/2016).

Akibat kecelakaan ini, tiga orang tewas, dan dua orang lainnya mengalami luka berat. Mereka adalah pengemudi dan penumpang Avanza. Para korban tewas sempat dilarikan ke RS dr Soesilo, Slawi, namun nyawanya tak tertolong.

Menurut Urip, ‎mobil Avanza juga sempat terseret beberapa meter setelah bertabrakan dengan truk tangki. Kerasnya benturan juga membuat bodi mobil mengalami kerusakan parah.

"Pengemudi Avanza sempat terjepit bodi mobil, karena kondisi sebagian besar bodi mobil ringsek. Kalau truk tangkinya tidak terlalu parah. Hanya rusak di bagian depan," terangnya.

Berdasarkan data di RS Dr Soesilo, identitas korban tewas diketahui bernama Agus Solikim (51), warga Perumahan Bumi Lestari, Tambun Selatan, Jakarta Selatan, Septian Dwi putra (21), warga Mangun Jaya, Tambun Selatan, dan Siti Waroroh, warga perumahan Bumi Lestari, Tambun Selatan.

Sedangkan korban yang mengalami luka berat yakni Wildan Sonata (25), warga Magunjaya, Tambun Selatan, dan Jagad Karunia Putra (14), warga Perumahan Bumi Lestari, Tambun Selatan. Korban luka hingga kini masih di RS Dr Soesilo, Slawi.

Terpisah, Kanit Laka Polres Tegal Iptu Mukmin saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya kecelakaan tersebut. Namun dia belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut dengan alasan masih mengumpulkan data dari anggota di lokasi.